Pemanfaatan
Gadget untuk Meningkatkan Mutu Pembelajaran
Banyak orang beranggapan
bahwa gadget dapat diibaratkan sebagai sebilah pisau. Jika mahir
menggunakannya secara tepat, pisau itu dapat membantu pekerjaan secara tepat
dan cepat. Sekali tebas maka putuslah ranting kayu. Namun, pisau itu dapat
melukai pemiliknya jika tak mahir menggunakannya. Pisau itu justru akan
meninggalkan jejak buruk yang berbentuk luka tak terhilangkan. Maka, alangkah
baiknya jika pisau itu benar-benar digunakan untuk sesuatu yang memberikan
banyak manfaat bagi pemiliknya.
Sedemikian
halnya dengan gadget, mestinya pemiliknya berusaha agar piranti
canggih itu dapat memberikan banyak manfaat. Hendaknya gadget tidak
memberikan dampak buruk karena kesalahan pemakaian. Oleh karena itu, diperlukan
kreativitas bagi pemilik gadget sehingga dampak buruk dapat dihindari dan
hasil positif dapat diraih. Mungkin tips pemanfaatan gadget untuk
meningkatkan mutu pembelajaran yang pernah saya gunakan dapat memberikan warna
baru bagi dunia pendidikan..
Pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia memiliki banyak Kompetensi Dasar (KD) yang harus dikuasai oleh para
murid sehingga wajib disampaikan oleh guru. KD itu meliputi kompetensi
kebahasaan dan kesastraan yang dibagi menjadi empat aspek, yaitu mendengarkan,
berbicara, membaca, dan menulis. Dari empat aspek itu, dua aspek bersifat
produktif, yaitu berbicara dan menulis. Dua kompetensi ini teramat sulit
diajarkan guru dan sangat sulit dikuasai oleh siswa karena memang menuntut
kecakapan gurunya untuk mengajarkannya. Sehubungan dengan itu, saya tertarik
untuk menggunakan gadget untuk meningkatkan mutu pembelajaran
berbicara dan menulis pesan singkat.
Langkah-Langkah
Pemanfaatan Gadget
Telepon
selular atau gadget (HP) dapat digunakan untuk meningkatkan mutu
pembelajaran bertelepon dan menulis pesan singkat. Sebagaimana KD yang ada,
para siswa harus dapat bertelepon dan menulis pesan singkat dengan kalimat yang
santun dan efektif. Oleh karena itu, guru perlu menyiapkan alat ukur atau
indikator kalimat yang santun dan efektif sebagai dasar melakukan penilaian.
Setelah itu, guru menyiapkan langkah-langkah untuk melakukan PTK.
Pada
siklus pertama, para siswa diminta untuk belajar bertelepon dan menulis
pesan singkat tanpa menggunakan gadget. Guru melakukan
penilaian berdasarkan indikator pencapaian kompetensi bertelepon dan menulis
pesan singkat yang telah disusun. Karena tanpa menggunakan alat peraga, saya menemukan
bahwa kompetensi para siswa untuk kompetensi bertelepon dan menulis pesan
singkat tergolong sangat rendah. Para siswa hanya mempraktikkan kegiatan
bertelepon dan menulis pesan singkat itu sekadarnya. Para siswa tidak melakukan
pembelajaran bertelepon dan menulis pesan singkat secara sungguh-sungguh.
Pada
siklus kedua, para siswa diminta membawa gadget ke sekolah. Guru
meminta siswa agar mempraktikkan kegiatan bertelepon secara berpasang-pasangan.
Untuk kompetensi menulis pesan singkat,
para murid harus mengirim SMS ke nomor guru agar mudah melakukan penilaian.
Dari kegiatan itu, guru dapat melakukan penilaian bertelepon dan menulis pesan
singkat berdasarkan indikator yang telah disusun. Selain terjadi peningkatan
raihan nilai pada kompetensi bertelepon dan menulis pesan singkat, tampak para
murid sangat bergairah dan bersemangat mengikuti pembelajaran di kelas.
Selain
digunakan untuk membelajarkan kompetensi bertelepon dan menulis pesan singkat
dan meningkatkan kompetensinya, pemakaian gadget dapat digunakan
guru untuk mengetahui isi atau konten gadget yang dimiliki para
siswa. Sebelum gadget digunakan
para murid, guru harus memeriksa gadget tersebut dengan
meminjamnya. Guru dapat membuka folder multimedia untuk
mengetahui isi foto dan video. Jika ditemukan gambar dan atau film porno, guru
dapat mencatat dan memanggil pemiliknya. Inilah added values atas
pemanfaatan gadget untuk pembelajaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar