Selasa, 12 November 2013



Pemanfaatan Gadget untuk Meningkatkan Mutu Pembelajaran
 






 Banyak orang beranggapan bahwa gadget dapat diibaratkan sebagai sebilah pisau. Jika mahir menggunakannya secara tepat, pisau itu dapat membantu pekerjaan secara tepat dan cepat. Sekali tebas maka putuslah ranting kayu. Namun, pisau itu dapat melukai pemiliknya jika tak mahir menggunakannya. Pisau itu justru akan meninggalkan jejak buruk yang berbentuk luka tak terhilangkan. Maka, alangkah baiknya jika pisau itu benar-benar digunakan untuk sesuatu yang memberikan banyak manfaat bagi pemiliknya.
          Sedemikian halnya dengan gadget, mestinya pemiliknya berusaha agar piranti canggih itu dapat memberikan banyak manfaat. Hendaknya gadget tidak memberikan dampak buruk karena kesalahan pemakaian. Oleh karena itu, diperlukan kreativitas bagi pemilik gadget sehingga dampak buruk dapat dihindari dan hasil positif dapat diraih. Mungkin tips pemanfaatan gadget untuk meningkatkan mutu pembelajaran yang pernah saya gunakan dapat memberikan warna baru bagi dunia pendidikan..
         Pada  mata pelajaran Bahasa Indonesia memiliki banyak Kompetensi Dasar (KD) yang harus dikuasai oleh para murid sehingga wajib disampaikan oleh guru. KD itu meliputi kompetensi kebahasaan dan kesastraan yang dibagi menjadi empat aspek, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Dari empat aspek itu, dua aspek bersifat produktif, yaitu berbicara dan menulis. Dua kompetensi ini teramat sulit diajarkan guru dan sangat sulit dikuasai oleh siswa karena memang menuntut kecakapan gurunya untuk mengajarkannya. Sehubungan dengan itu, saya tertarik untuk menggunakan gadget untuk meningkatkan mutu pembelajaran berbicara dan menulis pesan singkat.
                                Langkah-Langkah Pemanfaatan Gadget
          Telepon selular atau gadget (HP) dapat digunakan untuk meningkatkan mutu pembelajaran bertelepon dan menulis pesan singkat. Sebagaimana KD yang ada, para siswa harus dapat bertelepon dan menulis pesan singkat dengan kalimat yang santun dan efektif. Oleh karena itu, guru perlu menyiapkan alat ukur atau indikator kalimat yang santun dan efektif sebagai dasar melakukan penilaian. Setelah itu, guru menyiapkan langkah-langkah untuk melakukan PTK.
          Pada siklus pertama, para siswa diminta untuk belajar bertelepon dan menulis pesan singkat tanpa menggunakan gadget. Guru melakukan penilaian berdasarkan indikator pencapaian kompetensi bertelepon dan menulis pesan singkat yang telah disusun. Karena tanpa menggunakan alat peraga, saya menemukan bahwa kompetensi para siswa untuk kompetensi bertelepon dan menulis pesan singkat tergolong sangat rendah. Para siswa hanya mempraktikkan kegiatan bertelepon dan menulis pesan singkat itu sekadarnya. Para siswa tidak melakukan pembelajaran bertelepon dan menulis pesan singkat secara sungguh-sungguh.
           Pada siklus kedua, para siswa diminta membawa gadget ke sekolah. Guru meminta siswa agar mempraktikkan kegiatan bertelepon secara berpasang-pasangan. Untuk kompetensi menulis pesan singkat, para murid harus mengirim SMS ke nomor guru agar mudah melakukan penilaian. Dari kegiatan itu, guru dapat melakukan penilaian bertelepon dan menulis pesan singkat berdasarkan indikator yang telah disusun. Selain terjadi peningkatan raihan nilai pada kompetensi bertelepon dan menulis pesan singkat, tampak para murid sangat bergairah dan bersemangat mengikuti pembelajaran di kelas.
             Selain digunakan untuk membelajarkan kompetensi bertelepon dan menulis pesan singkat dan meningkatkan kompetensinya, pemakaian gadget dapat digunakan guru untuk mengetahui isi atau konten gadget yang dimiliki para siswa. Sebelum gadget digunakan para murid, guru harus memeriksa gadget tersebut dengan meminjamnya. Guru dapat membuka folder multimedia untuk mengetahui isi foto dan video. Jika ditemukan gambar dan atau film porno, guru dapat mencatat dan memanggil pemiliknya. Inilah added values atas pemanfaatan gadget untuk pembelajaran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar