Jumat, 22 November 2013

Kesanku pada Sang Tiers



Kesan, pesan dan saran untuk dosen kita

Bapak DR.H.Hudiana Hernawan MS.
“Beliauadalahsalahsatudosen di pasca STKIP Garut, yang mengajar pengantar teknologi informasi(PTI).

Kita tahu bahwa teknologi dan informasi saat ini cukup maju makanya kita
Dituntut untuk mau belajar tentang TI,
Saya masih ingat pertama kali mendapat tugas dari bapak yitu membuat identitas
Dan harus dikirim melalui blog.

Kesan
Saya tertari dengan cara mengajar bapak benar-benar membuat mahasiswa semangat sehingga bisa fokus pada materi yang bapak berikan, pokoknya siiiiplah.
Pesan
Saya berharap pada saat menyampaikan materi jangan terlalu cepat dan dimohon memberikan bimbingan khusus pada mahasiswa yang agak lambat seperti saya..
Maklum belajar komputernya sejak masuk kuliah di Pasca, janten kagugusur.
Saran
Saya berharap di semester 3 bapak masih mau mengajar agar mahasiswa lebih menguasai mata kuliah Teknologi Informasi. Tapi seandainya bapak tidak mengajar lagi saya memohon keridoan bapak apabila diminta bantuan yang berhubungan dengan TI. Saya yakin teman-teman sependapat dengan saya.

Selasa, 19 November 2013

Manfaat Kuliah TI

Menurut saya setelah satu semester mengikuti kuliah Pengantar  Teknologi Informasi, saya dapat mengetahui dasar-dasar pelajaran TI dan saya senang karena selain mendapat ilmu juga mendapatkan dosen dan teman belajar yang baik. Setelah mengikuti kuliah TI saya jadi termotivasi untuk lebih semangat mempelajari TI, di mana sebelumnya saya termasuk orang yang belum bisa menggunakan laptop tapi dengan adanya tugas TI saya mendapatkan manfaat yang melatih kemampuan dan pengetahuan di bidang TI, contohnya ketika membuat blog dan menulis identitas diri. Dengan adanya mata kuliah ini menurut saya merupakan cara yang bagus untuk menambah pengetahuan baru mengenai bidang TI. Saya pribadi menjadi tahu mengenai latar belakang, perkembangan, dan pemanfaatan teknologi sekarang ini. 






Selasa, 12 November 2013



Pemanfaatan Gadget untuk Meningkatkan Mutu Pembelajaran
 






 Banyak orang beranggapan bahwa gadget dapat diibaratkan sebagai sebilah pisau. Jika mahir menggunakannya secara tepat, pisau itu dapat membantu pekerjaan secara tepat dan cepat. Sekali tebas maka putuslah ranting kayu. Namun, pisau itu dapat melukai pemiliknya jika tak mahir menggunakannya. Pisau itu justru akan meninggalkan jejak buruk yang berbentuk luka tak terhilangkan. Maka, alangkah baiknya jika pisau itu benar-benar digunakan untuk sesuatu yang memberikan banyak manfaat bagi pemiliknya.
          Sedemikian halnya dengan gadget, mestinya pemiliknya berusaha agar piranti canggih itu dapat memberikan banyak manfaat. Hendaknya gadget tidak memberikan dampak buruk karena kesalahan pemakaian. Oleh karena itu, diperlukan kreativitas bagi pemilik gadget sehingga dampak buruk dapat dihindari dan hasil positif dapat diraih. Mungkin tips pemanfaatan gadget untuk meningkatkan mutu pembelajaran yang pernah saya gunakan dapat memberikan warna baru bagi dunia pendidikan..
         Pada  mata pelajaran Bahasa Indonesia memiliki banyak Kompetensi Dasar (KD) yang harus dikuasai oleh para murid sehingga wajib disampaikan oleh guru. KD itu meliputi kompetensi kebahasaan dan kesastraan yang dibagi menjadi empat aspek, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Dari empat aspek itu, dua aspek bersifat produktif, yaitu berbicara dan menulis. Dua kompetensi ini teramat sulit diajarkan guru dan sangat sulit dikuasai oleh siswa karena memang menuntut kecakapan gurunya untuk mengajarkannya. Sehubungan dengan itu, saya tertarik untuk menggunakan gadget untuk meningkatkan mutu pembelajaran berbicara dan menulis pesan singkat.
                                Langkah-Langkah Pemanfaatan Gadget
          Telepon selular atau gadget (HP) dapat digunakan untuk meningkatkan mutu pembelajaran bertelepon dan menulis pesan singkat. Sebagaimana KD yang ada, para siswa harus dapat bertelepon dan menulis pesan singkat dengan kalimat yang santun dan efektif. Oleh karena itu, guru perlu menyiapkan alat ukur atau indikator kalimat yang santun dan efektif sebagai dasar melakukan penilaian. Setelah itu, guru menyiapkan langkah-langkah untuk melakukan PTK.
          Pada siklus pertama, para siswa diminta untuk belajar bertelepon dan menulis pesan singkat tanpa menggunakan gadget. Guru melakukan penilaian berdasarkan indikator pencapaian kompetensi bertelepon dan menulis pesan singkat yang telah disusun. Karena tanpa menggunakan alat peraga, saya menemukan bahwa kompetensi para siswa untuk kompetensi bertelepon dan menulis pesan singkat tergolong sangat rendah. Para siswa hanya mempraktikkan kegiatan bertelepon dan menulis pesan singkat itu sekadarnya. Para siswa tidak melakukan pembelajaran bertelepon dan menulis pesan singkat secara sungguh-sungguh.
           Pada siklus kedua, para siswa diminta membawa gadget ke sekolah. Guru meminta siswa agar mempraktikkan kegiatan bertelepon secara berpasang-pasangan. Untuk kompetensi menulis pesan singkat, para murid harus mengirim SMS ke nomor guru agar mudah melakukan penilaian. Dari kegiatan itu, guru dapat melakukan penilaian bertelepon dan menulis pesan singkat berdasarkan indikator yang telah disusun. Selain terjadi peningkatan raihan nilai pada kompetensi bertelepon dan menulis pesan singkat, tampak para murid sangat bergairah dan bersemangat mengikuti pembelajaran di kelas.
             Selain digunakan untuk membelajarkan kompetensi bertelepon dan menulis pesan singkat dan meningkatkan kompetensinya, pemakaian gadget dapat digunakan guru untuk mengetahui isi atau konten gadget yang dimiliki para siswa. Sebelum gadget digunakan para murid, guru harus memeriksa gadget tersebut dengan meminjamnya. Guru dapat membuka folder multimedia untuk mengetahui isi foto dan video. Jika ditemukan gambar dan atau film porno, guru dapat mencatat dan memanggil pemiliknya. Inilah added values atas pemanfaatan gadget untuk pembelajaran.

Minggu, 03 November 2013

TUGAS POSTINGAN E-B00K




                    E-BOOK SEBAGAI MEDIA DAN ALAT PEMBELAJARAN

            

 





   Penggunaan media pembelajaran sudah mulai digunakan oleh kalangan masyarakat termasuk pendidik dan peserta didik. E-book menjadi media yang penting dalam pembelajaran. Fungsi dan manfaat E-book sangat dirasakan oleh pengguna seperti pendidik dan peserta didik. Apakah peran E-book sudah dirasakan bagi pendidik dan peserta didik?
E-book menjadi media belajar yang populer selama beberapa tahun ini karena pemerintah secara penuh mendukung penggunaan E-book dalam pembelajaran. E-book berperan penting dalam proses pembelajaran karena memiliki keunggulan. Keunggulan dari E-book bisa dilihat dari fungsi dan manfaatnya. Adapun kekurangan dari E-book dilihat dari pengguna setiap daerah.
Beberapa keuntungan eBook dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:
1.      Mobility
Kegunaan yang paling menonjol dari eBook adalah kemudahan untuk dibawa dan dibuka melalui bermacam-macam perangkat digital yang bisa dibawa kemana saja. Teknologi eBook didesain untuk beberapa perangkat digital contohnya: Smartphone, Ipad, tablet, PDA, netbook, laptop dan lain-lain.


2.      Ease of Updating Content
Karena format eBook dalam bentuk digital maka salah satu kelebihan eBook adalah kemudahan untuk melakukan pengeditan, meng-update dan mempublikasikannya kembali kepada para pembaca.
3.      Cost Effective Publication
Pada cetakan tradisional dibutuhkan waktu yang lama dan proses yang cukup panjang dalam hal mempublikasi dan mendistribusikan. Berbeda halnya dengan eBook yang tidak menimbulkan biaya apapun dalam hal memperbaharui, meng-edit dan publikasi atau distribusi ulang. Oleh karenanya, manfaat eBook bagi para penulis yaitu hemat biaya distribusi ulang. Penulis dapat meng-update tulisannya lebih sering sesuai kebutuhannya.
4.      Multimedia Capability
Manfaat istimewa eBook yaitu dengan mudah dapat berintegrasi dengan elemen-elemen multimedia (video, audio, interactive graphics, dan sebagainya).
5.      eReader “Plusses”
Salah satu keunggulannya juga pada kecocokan format aplikasi eBook dengan berbagai device atau perangkat digital yang membuat pengguna atau pembaca tidak perlu banyak mengutak-atik device.
6.      Scalable and Re-Flowable Text
Dalam penggunaannya eBook sangat menarik bagi pembaca karena tampilan teks, warna, ukuran dan terutama format eBook ini telah diatur sedemikian rupa agar aspek visualnya bisa di edit oleh pembaca.
7.      Built-In Dictionary
Karena ada built-in dictionary, pembaca dapat mencari definisi setiap kata dalam bacaannya.
8.      Bookmarking
Fungsi pembatas buku otomatis dapat memudahkan pembaca untuk kembali ke halaman yang dibacanya dan membolak-balik halaman tanpa khawatir lupa halaman yang dibaca terakhir.
9.      Highlights, Annotations and Notes
Manfaat menarik eBook juga dapat menandai kalimat yang dibaca, membuat catatan dan  komentar untuk menandai bacaan yang dibaca. Penambahan-penambahan ini akan terus menempel di eBook sampai pembaca memutuskan untuk menghapusnya. CITATION Joe11 \l 1033 (Zarley, 2011)

 Ada pula beberapa kendala dalam pemanfaatan eBook diantaranya:
1.      Lack of Comfort with Digital Reading
Sebagai alat pembelajaran, beberapa orang mungkin merasa siap menggunakan eBook sedangkan beberapa orang masih terbiasa dengan kenyamanan bentuk cetakan buku tradisional. Hal ini menjadi kendala untuk menggunakan eBook sebagai alat pembelajaran bersama.
2.      Limited Distribution of eReaders
Popularitas pengguna internet dan eBook dalam 2-5 tahun terakhir ini naik cukup pesat. Namun belum merata pada masyarakat. Karena ini merupakan salah satu kendala, maka sosialisasi eBook sangat penting untuk dilakukan agar masyarakat mengerti pentingnya eBook dalam melakukan efisiensi biaya cetak.
3.      Variations in Hardware and Software
Beberapa perangkat keras digital mungkin memiliki software yang sama untuk dapat membaca eBook. Tapi beberapa memiliki format software yang berbeda untuk membaca eBook. Hal ini menjadi kendala karena ketidaksamaan interpretasi oleh masing-masing software untuk memvisualisasikan eBook. CITATION Joe11 \l 1033 (Zarley, 2011)
Di Indonesia penggunaan eBook belum begitu populer seperti di Amerika Serikat yang telah mencapai angka 53% pembaca perpustakaan memilih eBook. Di Indonesia penggunaan eBook hanya populer pada pengguna gadget dan masyarakat perkotaan yang telah memiliki kemudahan akses internet. Itulah sebabnya mengapa E-learning hanya tersedia dikampus-kampus dikota-kota besar. Kemungkinan untuk masyarakat memilih eBook sebagai bahan acuannya masih sangat kecil dan belum bisa merata.
            Sebagai alat pembelajaran yang memiliki manfaat efisiensi biaya dan waktu bagi pengajar dan siswa, eBook juga memiliki manfaat yang sama dalam organisasi sebagai contoh untuk kegiatan training karyawan. Pemanfaatan teknologi seperti web-based training memberikan sejumlah kemudahan bagi trainer untuk menyampaikan bahan materinya kepada peserta training. Penggunaannya yang mirip dengan cetakan buku tradisional dengan keuntungan tidak perlu membeli stabillo, pensil, pulpen, pembatas buku, juga tidak perlu fotocopy untuk memperbanyak materi, membuat eBook menjadi alat yang lebih baik untuk menggantikan cara lama dengan mempergunakan buku cetak. Kemudahan integrasi dengan elemen-elemen multimedia juga menjadikan eBook lebih efektif sebagai alat penyampaian pesan materi pelajaran dari pengajar. Sebagai contoh: pengajar/trainer dapat dengan mudah memberikan contoh-contoh dengan video yang akan lebih mendukung secara audio-visual. Komunikasi antara trainer dan trainee dengan menggunakan medium media baca dan media audio-visual ini dianggap cukup efektif asalkan dengan penyusunan materi eBook yang baik oleh trainer.
Menurut saya penggunaan eBook sebagai alat pembelajaran atau dalam web-based training dapat saja dilakukan, mengingat saat ini sudah banyak kampus-kampus yang menyediakan program E-Learning. Saya meragukan bahwa media ini akan cocok dalam kegiatan training bagi organisasi. Karena belum tentu media ini efektif dalam memacu keinginan belajar siswa atau peserta training. Karena menurut Teori Media Richness komunikasi tatap muka adalah yang paling kaya dan yang paling efektif untuk mendistribusikan instruksi atau pesan-pesan yang penting.


Segala sesuatu yang berhubungan dengan keberhasil belajar tidak lepas dari medianya yaitu dalam tulisan ini E-book. Manfaatnya sangat dirasakan bagi pendidik dan peserta didik. Pendidik dan peserta didik sangat terbantu dengan E-book.
Satu lagi tugas dan tanggungjawab pemerintah untuk membantu terjangkaunya E-book dari masyarakat desa sampai kota. E-book diharapkan tidak terpusat hanya pada daerah kota, tetapi menyeluruh untuk pengguna baik pendidik dan peserta didik di desa maupun kota.